Home News Metropolis Harga Cabai Sepedas Gosip Tetangga, Pedagang Makanan di Kotim Menjerit

Harga Cabai Sepedas Gosip Tetangga, Pedagang Makanan di Kotim Menjerit

  Faisal Imam Hadi   | Kamis , 09 September 2021
a3707c772cbe62ea102dc21cb4947b7a.jpg
Salah satu warung makan populer di Sampit, Kotawaringin Timur, Angah Lamak, menjadi salah satu yang merasakan dampak kenaikan harga cabai dan ayam di daerah itu.

KLIK. SAMPIT— Distribusi bahan pokok menuju Sampit, saat ini sudah mulai terganggu dengan putusnya jembatan akibat banjir di Kabupaten Katingan. Harga cabai tembus Rp 100 ribu per kilogram, kondisi ini cukup membuat pedagang makanan menjerit.

Pemilik warung makan Geprek Angah Lamak, Irma, menerangkan, sebelumnya harga cabai per kilogram hanya Rp 25 ribu, saat ini harga cabai sudah Rp 100 ribu per kilogram. Ditambah lagi dengan harga ayam potong juga terjadi kenaikan.

“Warung makan saya sangat memerlukan cabai dan ayam untuk bahan pokoknya. Sehingga dengan kondisi kenaikan ini, cukup membuat untung dari penjualan saya berkurang, sebab harga bahan dasarnya naik berkali-kali lipat,” terang Irma.

Disampaikannya jika kondisi ini terus terus terjadi, ia sampai berpikir untuk menutup warung makan miliknya sementara waktu. Sebab jika dipertahankan akan semakin rugi, mengingat harga bahan dasar rumah makannya, mengalami kenaikan.

“Kalau sampai ayam kosong di pasaran, cabai terus naik, saya memilih untuk menutup sementara warung makan milik saya. Daripada terus merugi, lebih baik istirahat sementara,” ujarnya.

Kondisi ini tentu sangat membuat dirinya mengalami kerugian, terlebih di tengah pendemi saat ini penjualan juga sepi. Ditambah dengan harga bahan pokok yang mahal, maka akan membuat warung makannya semakin mengalami kerugian.

“Selama pandemi ini saja sudah sepi, ditambah lagi cabai dan ayam potong mahal. Saya memilih tutup dari pada harus rugi banyak, semoga saja secepatnya kondisi ini membaik, sehingga harga bahan pokok kembali normal,” tutupnya. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami