Home News Ekonomi Awal Ramadan Harga Sejumlah Bahan Kebutuhan Pokok di Sampit Mencekik

Awal Ramadan Harga Sejumlah Bahan Kebutuhan Pokok di Sampit Mencekik

  Sugianto   | Senin , 11 Maret 2024
804cd19bda030519323bd79f53573747.jpg
Suasana jual beli di salah satu pasar tradisional di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, menjelang Ramadan.

KLIK.SAMPIT- Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur kian mencekik. Kondisi ini cukup memberatkan bagi sebagian warga karena meningkatnya kebutuhan saat bulan suci Ramadan ini. 

Berdasarkan pantauan klikkalteng.id, Minggu (10/3) beberapa komoditas merangkak naik.

Salah satunya seperti beras. Beras mengalami kenaikan hingga saat ini belum juga ada penurunan harga. Hal itu diakui, salah seorang pedagang sembako di Pasar Al Kamal, Sunaryo.

Dia mengatakan, saat ini harga beras sebelumnya sudah naik, bahkan ada beberapa merk beras mengalami kenaikan yang signifikan menjadi Rp40 kilogram. Kenaikan itu sudah terjadi beberapa bulan sebelum bulan Ramadan. Namun, harganya merangkak berkali-kali lipat saat Ramadan datang. 

"Sebetulnya kenaikannya tidak hanya menjelang Ramadan saja. Beberapa bulan sebelumnya memang sudah naik. Ditambah saat masuk Ramadan harganya naik berkali lipat," ucap Sunaryo.

Selain beras kenaikan harga juga dialami cabai misalnya. Tak hanya rasanya yang pedas, memasuki bulan Ramadan harganya juga terbilang pedas. Komoditas yang termasuk golongan sayur mayur itu merangkak naik. 

Kenaikan itu berdampak pada minat pembeli yang kian menurun seiring dengan merangkaknya harga cabai di pasaran. 

"Sekarang ini harganya Rp100 ribu per kilogram. Sebelumnya cuma Rp60 ribu - Rp 80 ribu. Biasanya saya beli satu kilo sekarang cuma setengah kilo aja," ujar Irma, salah seorang konsumen di Pasar Al-Kamal.

Selain itu, komoditas lain seperti gula juga mengalami kenaikan harga. Kenaikan tersebut berkisar Rp2 ribu hingga Rp3 ribu rupiah per kilogram.Diakuinya, harga itu berlaku jika pembeli membeli dengan jumlah satu kilogram. Namun, jika pembeli hanya membeli setengah kilogram, ia terpaksa menaikkan kembali harganya sebesar Rp500 untuk menutupi modal kantong plastik. 

"Gula itu sebelumnya Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per kilogram. Sekarang naik menjadi Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Kami sebenarnya tidak ingin menaikkan. Tetapi dari penyuplai memang sudah naik," imbuhnya. 

Selain beras, sayur ternyata telur ayam juga terpantau naik saat ini. Telur ayam yang semula seharga Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per sapnya kini merangkak naik hingga Rp70 ribu per sap. Kenaikkan itu membuat para pembeli mengeluh. Namun, para pedagang mau tidak mau harus tetap menaikkan harga untuk menghindari kerugian. Dari informasi yang didapat, kenaikkan telur itu sudah terjadi di pusat. Sehingga telur tersebut kenaikkan juga terjadi di daerah. 

"Kami juga bingung menjualnya bagaimana. Karena banyak pembeli yang mengeluh. Kalau tidak dinaikkan, kami yang rugi. Informasinya memang dari pusat sudah naik jadi sampai daerah kuga naik karena kena biaya transportasi," ujar Isam, salah seorang pedagang telur. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kotim, Zulhaidir mengatakan kenaikan sembako yang terjadi saat ini disebabkan faktor iklim. Selain itu salah satunya juga dampak dari psikologi pasar yang terjadi menjelang Ramadan. 

Kendati demikian, Pemkab Kotim telah menggelar pasar murah sebagai upaya menekan harga yang tinggi dipasaran.

"Pasar murah ini kita gelar agar bisa menekan harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok di pasaran aman," pungkasnya.(KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami