Home News Opini SMK Menjawab Kebutuhan Industri Dunia Kerja

SMK Menjawab Kebutuhan Industri Dunia Kerja

  Redaksi   | Rabu , 21 Juni 2023
e5c46a75d4fedf9ebb0d3d5c25bf514f.jpg
Trijadi, Guru SMK Negeri 1 Sampit.

SEKOLAH Menengah Kejuruan (SMK) oleh sebagian orang masih dipandang sebelah mata. Realita ini memang tidak terlepas dari kondisi SMK yang secara kasat mata memang kurang meyakinkan dan belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan industri baik dilihat kondisi fisik maupun out put yang dihasilkan, dan ketersediaan tamatannya di dunia usaha dan industri belum menggembirakan, dimana tamatan yang siap kerja masih relatif kecil, sementara bekal yang diberikan untuk ke jenjang pendidikan yang tinggi sangat minim.

Menilai SMK tidak bisa hanya sepotong-sepotong, tetapi harus menyeluruh sehingga arah, tujuan dan sasaran didirikannya SMK menjadi jelas. Maksud diadakannya SMK antara lain adalah untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja tingkat madya, yang terampil, berkarakter dan diharapkan dapat menjawab kebutuhan dunia- usaha atau industri.

Pada beberapa tahun terakhir perhatian pemerintah terhadap SMK memang sangat baik, berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM, dan berbagai bentuk bantuan digelontorkan untuk pengembangan SMK, bahkan promosi SMK semarak di mana-mana juga terlihat di televisi-televisi dengan motto” SMK Bisa, SMK Hebat”.

Hal ini semakin memberi ruang dan dorongan semangat para pengelola sekolah-sekolah kejuruan di Tanah Air, untuk terus berbenah menjadi sekolah yang mampu melahirkan tamatan-tamatan yang berkompeten di bidangnya, terampil, berkarakter dan dapat menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri.

Kini SMK mulai menunjukkan jati dirinya dan mendapat bentuk sesuai dengan arah dan tujuan awalnya. Sementara itu input dan output tamatan SMK semakin berkualitas dan kesan adanya SMK” sastra” semakin tidak terdengar lagi.

SMK terus berupaya menyertakan keterlibatan dunia usaha dan industri, juga membangun kerjasama dengan Perguruan Tinggi yang relevan untuk memberikan pendampingan, dalam rangka pengembangan vokasi kejuruan.

Bentuk kerjasama melalui link and match dengan pengiriman guru magang, peserta didik magang di dunia usaha dan industri, juga hadirnya guru tamu dari dunia usaha dan industri dilengkapi dengan Teaching Factory ( TEFA) dan adanya peningkatan fasilitas-fasilitas pendukung dari pemerintah yang semakin lengkap di berbagai sekolah negeri maupun swasta.

Kondisi ini semakin menaikkan kualitas tamatan dan citra SMK di mata masyarakat,

Banyaknya tamatan sekolah menengah atas dengan tingkat kemampuan yang marginal dewasa ini menjadi problematika bagi pendidikan di Indonesia. Masalahnya adalah mereka telah menyelesaikan pendidikan menengah tetapi skill mereka tidak menunjang, sehingga sulit untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, apalagi menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Hal ini wajar sebab tamatan sekolah menengah atas memang disiapkan untuk ke perguruan tinggi, dan bukan untuk kerja. Untuk menjembatani kebutuhan tenaga kerja tingkat madya yang profesional, dewasa ini SMK sebagai jalan keluarnya, dan siapa pun dapat belajar di SMK , tentu harus dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Idealnya tamatan sebuah SMK harus mempunyai keterampilan-keterampilan disesuaikan dengan bidangnya, sebab porsi praktik ketika masih di sekolah diberikan lebih banyak dibandingkan teori, bahkan peserta didik SMK telah banyak mengenal dunia usaha dan industri, sebab mereka telah dikirim ke sana untuk magang kerja/Praktik Kerja Lapangan dengan harapan bekal keterampilannya semakin baik dan matang. Maka menjadi aneh kalau ada tamatan SMK yang selesai pendidikan menjadi penganggur, sebab bekal yang diberikan lebih dari cukup, bekerja siap, membuka lapangan pekerjaan siap dan kuliah pun siap.

SMK sekarang bukan Lagi Alternatif, Tetapi Sebuah Kebutuhan

Berbeda dengan dahulu bahwa masuk SMK bagi peserta didik bukanlah sebuah alternatif, juga bukan karena alasan daripada tidak sekolah tetapi memang mereka menjadikan SMK sebagai pilihan utama, karena mereka telah mengetahui keunggulan-keunggulan SMK dan mereka memandang SMK sebagai suatu kebutuhan , maka model promosi, open house bahkan job fair yang dilakukan oleh suatu SMK menjadi tepat dilakukan, ini dimaksudkan untuk lebih memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada masyarakat tentang SMK, sehingga mereka tidak salah memilih. Banyaknya tamatan-tamatan SMK yang sukses di masyarakat ataupun di dunia kerja semakin memantapkan seseorang dalam mengambil keputusan ketika ia akan masuk ke sekolah kejuruan tersebut.

Keragu-raguan masyarakat untuk memilih SMK sebagai tempat belajar dan untuk mempersiapkan masa depan anak-anak bangsa semakin tidak beralasan lagi, sebab tujuan didirikannya SMK pada dasarnya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas baik intelektual, keterampilan maupun moralnya, sehingga mampu bersaing dalam menghadapi kemajuan zaman yang semakin komplek ini.

Persoalannya semua tergantung dari cara kita dalam memaknai SMK itu sendiri, apakah sebagai pengguna jasa SMK atau kita sebagai pengelola baik guru maupun karyawan. Secara jujur keduanya saling memiliki potensi untuk menjadikan SMK maju atau roboh. Maka kemajuan SMK sebenarnya tidak semata-mata hanya karena fasilitasnya atau bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah saja, tetapi lebih dari itu peranan guru, karyawan, pengelola dan masyarakat pengguna jasa sangat besar. Keduanya harus saling bersinergi dan tidak bisa dipisahkan.

Ketika memaknai pendidikan SMK tentu, kita akan melihat arah, tujuan dan sasaran dirikannya SMK, sehingga langkah-langkah kita menjadi jelas dan tepat sasaran. Apalagi ciri khusus Sekolah Menengah Kejuruan dengan program magang atau Praktik Kerja Lapangan, ini adalah merupakan bukti nyata bahwa siswa benar benar di terjunkan di Industri Dunia Kerja dengan durasi waktu antara 3 – 6 bulan. Hal ini sudah sepadan dengan program on the job training yang di berlakukan di perusahaan ketika merekrut karyawan baru.

Dan kenyataan ketika siswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan banyak dunia usaha/dunia industri minta untuk diperpanjang, hal ini terbukti bahwa siswa benar benar terampil dan kompeten di bidangnya, dan harapannya ketika dunia usaha/dunia industri perekrutan karyawan baru siswa yang PKL tersebut bisa direkomendasikan. (Trijadi , Guru SMK Negeri 1 Sampit)

Baca Juga

Ikuti Kami