Home Pemerintah Kotawaringin Timur Prevelansi Stunting di Kotim Mengalami Kenaikan, Pemkab Kotim Gelar Rembuk Stunting

Prevelansi Stunting di Kotim Mengalami Kenaikan, Pemkab Kotim Gelar Rembuk Stunting

  Sugianto   | Rabu , 08 Mei 2024
64021d33954a879cf31c9ae685b9339e.jpg
Plt Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Kotim Rody Kamislam menyampaikan sambutan pada kegiatan Rembuk Stunting.

KLIK.SAMPIT- Angka prevelansi stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur mengalami peningkatan dalam satu tahun terakhir. Pemerintah setempat terus berupaya mencegah dan menurunkan angka stunting tersebut.

"Angka prevalensi stunting di Kotim ada mengalami kenaikan," ucap Pelaksana Tugas Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotim, Rody Kamislam.

Data terbaru ini disampaikannya saat kegiatan rembuk stunting saat mewakili Bupati Kotim Halikinnor membuka kegiatan rembuk stunting Kotim tahun 2024 yang digelar di Aula Bapperida Kotim, Selasa (7/5). 

Rody menerangkan berdasarkan data dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) kementerian kesehatan RI tahun 2018 angka prevalensi stunting di Kotim sebesar 48,84 persen tertinggi di Kalimantan Tengah , tetapi pada tahun 2022 mengacu kepada data survei status gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI angka prevalensi stunting sebesar 27,9 persen dan berdasarkan hasil survei kesehatan indonesia (SKI) tahun 2023 angka prevalensi stunting naik menjadi 35,5 persen.

"Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, semua pihak untuk lebih bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stunting yang menjadi tanggungjawab kita bersama," terangnya.

Rody menambahkan berdasarkan Perpres 72 tahun 2021 mengamanahkan bahwa penanganan stunting melibatkan multi sektor. Sehingga diperlukan koordinasi, sinkronasi, pengendalian, dan pengawalan yang dilakukan dalam pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif oleh semua sektor.

"Pengawalan dalam implementasi di lapangan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan oleh semua sektor tepat sasaran, sampai, dan dirasakan oleh masyarakat," jelasnya.

Lanjutnya, salah satu kegiatan grebek stunting pada Desember 2023 lalu berupa pemberian susu dan telur kepada 2.167 anak balita.

Selain itu, rembug stunting digerakan dapat menghasilkan kesamaan pandangan dan persepsi dalam penanganan stunting antara perangkat desa dan daerah yang saling terintegrasi serta bersinergi.

"Penyelesaian masalah stunting tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu singkat, perlu komitmen bersama agar penanganan stunting secara terus menerus dan berkelanjutan," imbuhnya.

Rody berharap melalui rembug stunting ini akan menghadirkan inovasi program dan kegiatan untuk penanganan stunting di Kotim. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami