Home Pemerintah Pemprov Kalteng Inflasi Kalteng Dipicu oleh Berbagai Faktor

Inflasi Kalteng Dipicu oleh Berbagai Faktor

  Redaksi   | Kamis , 15 September 2022
bd55a40ff791596cf23f5b81aab8de36.jpg
Kepala BI Perwakilan Kalteng, Yura Djalins.

KLIK.PALANGKA RAYA - Tingginya inflasi di Kalimantan Tengah (Kalteng) cukup menyita perhatian karena masuk 10 besar provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia. Bahkan hal itu turut diwanti-wanti Presiden Joko Widodo karena saat rapat koordinasi pengendalian inflasi di Jakarta beberapa waktu lalu.

Terkait hal itu, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng menyatakan, bahwasanya tingginya inflasi di provinsi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang timbul akibat masalah nasional ataupun global. 

"Kalau secara globalnya kita tahu sendiri, terpengaruh oleh beberapa hal seperti kenaikan harga energi global akibat perang Rusia-Ukraina," kata Kepala BI Perwakilan Kalteng, Yura Djalins, Kamis (15/9). 

Namun jika melihat masalah secara nasional, lebih banyak hal yang memengaruhi tingginya inflasi di Kalteng. Diantaranya gangguan mata rantai pasokan akibat Covid-19, serta keterbatasan pasokan akibat kondisi cuaca yang berdampak pada gangguan panen. 

"Komoditas penyumbang inflasi tahunan terbesar Kalteng, itukan ada tarif air minum PAM, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, beras dan komoditas makan," katanya menyebutkan. 

Dari segi pangan bergejolak (volatile food), selain beras, minyak goreng, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras dan ikan nila juga menjadi komoditas penyumbang inflasi. Namun kondisi saat ini patut disyukuri karena komoditas-komoditas tersebut perlahan mengalami normalisasi. 

"Pada dasarnya kan inflasi perlu dijaga dengan besaran sesuai target sasaran nasional. Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi. Jika inflasi terlalu tinggi akan berdampak pada penurunan daya beli," katanya menegaskan.

Oleh sebab itu, Bank Indonesia mendorong pemerintah daerah untuk menjalin Kerjasama Antar Daerah (KAD) guna pemenuhan komoditas pangan yang mengalami defisit, sehingga pasokan dan stabilitas harga dapat terjaga.

"Yang selama ini dilakukan terkait kegiatan pengendalian, diharapkan pada akhir tahun inflasi Kalteng dapat kembali terkendali, meski berada di atas sasaran inflasi tahun ini," katanya mengakhiri. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami