KLIK.SAMPIT - Peredaran uang palsu kembali marak beredar di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Salah seorang pedagang di Kecamatan Baamang telah menjadi korban peredaran uang palsu.

Fendi (34) warga Baamang sekaligus seorang pedagang menjadi korban peredaran uang palsu. Ia mengaku telah menerima uang palsu sebanyak tiga kali dalam sebulan.

Pada September 2023 ia mengaku telah menerima uang palsu sebanyak tiga lembar pecahan Rp 100 ribu dan hal tersebut ia ketahui pada saat hendak menyetoran uang ke salah satu bank di Sampit.

"September 2023, sudah mendapat tiga pecahan uang Rp 100 ribu dan saya baru tahu setelah saya menyetor uang ke bank bersama istri dan pihak bank memberi tahu kalau ada 3 lembar pecahan uang Rp 100 ribu adalah uang palsu," ungkap Fendi, Kamis (12/10).

Ia mengaku kalau saat ini untuk membedakan uang asli dan uang palsu tidak cukup hanya dengan melakukan 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang) saja. 

"Agar hal ini tidak terulang kembali, saya dan istri sepakat membeli alat pendeteksi uang palsu untuk memeriksa uang dengan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Dengan adanya alat ini kami jadi merasa lebih aman" ungkapnya.

Sementara, Kasat Reskrim Polrer Kotim AKP Lajun Siado Rio Sianturi mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya belum menerima laporan adanya peredaran uang palsu.

"Kami belum ada menerima laporan. Namun kami akan melakukan penyelidikan karena salah satu kejahatan ini adalah musuh negara," ujarnya saat dihubungi melalui telepon seluler.

Ia menambahkan kepada masyarakat khususnya para pedagang untuk selalu berhati-hati setiap kali melakukan transaksi. Masyarakat diminta lebih teliti pada saat melakukan metode 3D. (KLIK-RED)