Home News Metropolis Gara-Gara Banjir Petani di Kotim Terancam Gagal Panen

Gara-Gara Banjir Petani di Kotim Terancam Gagal Panen

  Sugianto   | Kamis , 02 Mei 2024
3ed8c234e246b4ddcb4b58b8fa921006.jpg
Petani di Desa Eka Bahurui, Kecamata Mentawa Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, mengecek lahan pertaniannya yang terendam banjir. Petani di Desa Eka Bahurui, Kecamata Mentawa Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, mengecek lahan pertaniannya yang terendam banjir.

KLIK.SAMPIT - Banjir yang terendam sejumlah wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur berdampak buruk terhadap pertanian. Para petani di daerah itu terancam merugi dan gagal panen karena dawahnya terendam banjir. 

Seperti yang dialami oleh Handoko, petani di Desa Eka Bahurui, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotim ini mengalami gagal panen akibat banjir yang disebabkan curah hujan yang cukup tinggi serta meningkatnya debit air sungai.

"Dampak banjir ini membuat gagal panen di depan mata," ucap Handoko, Kamis (2/5).

la menerangkan, banjir ini sudah beberapa hari ini merendam lahannya. Akibatnya banyak tanaman yang tidak mampu bertahan dengan kondisi tersebut. Apalagi seperti lombok atau cabai yang memang tidak bisa bertahan jika kondisi banjir.

"Itukan kalau terendam banjir akarnya akan busuk dan pohon juga akan mati," ujarnya.

Selain itu tanaman tersebut menurutnya sudah tidak bisa diselamatkan. Dia pun berencana mencabut semua tanamannya karena sudah dipastikan gagal penen akibat banjir yang merendam lahannya. Ia mengakui banjir kali ini merupakan paling parah dibanding yang pernah terjadi sebelumnya.

"Kondisi banjir ini memang yang paling parah yang pernah terjadi selama saya bertani. Biasanya cuma lahan yang di belakang saja yang terendam. Tapi sekarang semua lahan saya ikut terendam dengan ketinggian sepaha orang dewasa atau sekitar 70 sentimeter hingga 80 sentimeter," terangnya.

Ia menambahkan bahwa tanaman sayur mayur seperti cabai, jagung, sawi miliknya sudah siap panen dan akan dipanen bulan depan. Namun semuanya gagal total.

"Memang tanaman saya semuanya dapat dipastikan mati semua atau gagal panen dengan total kerugian berkisar mencapai Rp35 jutaan," imbuhnya.

Dirinya berharap ada solusi dari pemerintah melalui Dinas terkait untuk masalah gagal panen tersebut baik itu bantuan bibit ataupun yang lainnya. Karena selama terkena dampak banjir ini dirinya belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah.

"Saya harap ada solusi dari pemerintah untuk masalah banjir ini baik itu bantuan bibit ataupun yang lainnya," pungkas Handoko. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotim Multazam mengatakan, pihaknya mencatat ada 20 titik lokasi banjir di Kabupaten Kotim. Dengan rincian 12 titik di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. 6 titik di Kecamatan Baamang dan 2 titik di Kecamatan Mentaya Hilir Utara yang mengalami banjir.

"Saat ini kita telah memasuki musim pancaroba dimana hujan turun dengan intensitas sedang hingga tinggi. Bahkan sebelumnya pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mengingatkan agar kita terus waspada terhadap cuaca," Kata Multazam. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami