Home Pemerintah Kotawaringin Timur Percepatan Konversi Minyak Tanah ke Gas di Enam Kecamatan di Kotim ini Belum Tuntas

Percepatan Konversi Minyak Tanah ke Gas di Enam Kecamatan di Kotim ini Belum Tuntas

  Sugianto   | Selasa , 23 April 2024
068efeb9f5fcedc31317c84ffa1f175f.jpg
Bupati Kotim Halikinnor saat menghadiri pembukaam Muscab V Hiswana Migas di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Senin (22/4).

KLIK.SAMPIT- Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor membeberkan, dari 17 Kecamatan di daerah itu, ada 6 kecamatan yang belum tuntas melakukan percepatan konversi minyak tanah ke gas. 

"Saya harap Hiswana Migas membantu mempercepat realisasi program konversi minyak tanah ke gas di daerah ini agar segera tuntas. Ada 6 Kecamatan yang belum konversi minyak tanah ke gas subsidi," ucap Halikin, Senin (22/4). 

Adapun 6 kecamatan yang belum konversi minyak tanah ke gas yakni Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Telawang, Kecamatan Mentaya Hulu, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Telaga Antang dam Kecamatan Antang Kalang.

Menurut Halikin minyak dan gas (Migas) ini sangat penting, Karena sebagai sumber kehidupan dan kalau tidak ada otomatis kegiatan tidak bisa berjalan.

"Masih banyak permasalahan mengenai migas di daerah ini salah satunya distribusi elpiji subsidi pemerintah 3 kilogram penjulannya di atas jarga eceran tertinggi itu fakta tidak bisa kita pungkiri," terangnya.

Adapun penjualan gas 3 kilogram di atas HET ini, menurut Halikin karena rata-rata pangkalan yang merata antara kota dan wilayah pedalaman.

"Rata-rata pangkalan berada di kota dan ini juga PR kita supaya bisa menunjuk tempat pangkalan itu," ungkapnya.

Selain itu menurut Halikin dalam hal ini pihak Hiswana Migas Sampit harus bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah supaya bisa menunjuk tempat yang belum dan ini yang sudah ada agar pangkalan bisa menyebar secara merata. 

Ia menyebut dengan adanya pangkalan yang tersebar secara merata baik dalam Kota maupun wilayah pedalaman tentu akan mempermudah distribusi dan menekan harga. 

"Karena selama ini harga yang mahal itu tidak terjadi di Pangkalan. Namun ada di pengecer, salah satunya karena langkanya elpiji ini," tuturnya.

"Sepengetahuan saya minyak tanah sekarang jarang ada bahkan hampir tidak ada lagi. Sehingga jatah masyarakat di 6 kecamatan belum bisa mereka nikmati," imbuhnya.

Halikin mengakui pihaknya telah bertemu Dirjen Migas dan ini sudah berproses sehingga ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, ia berharap melalui Hiswana Migas dapat mempercepat realisasi program konversi minyak tanah ke gas di daerah ini agar segera tuntas,

"Saya berharap kepada Hiswana migas agar koordinasi ke pusat bagaimana bisa membantu pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi program konversi minyak tanah ke gas di daerah ini agar segera tuntas," pungkas Halikin. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami