Home News Metropolis Pedagang Warung Kopi di Pasar Blauran Sampit Curhat

Pedagang Warung Kopi di Pasar Blauran Sampit Curhat

  Dimas Suma Fember   | Rabu , 18 Agustus 2021
d94fe30bceca72d7424bb8cdb3e759d3.jpg
Yanti pedagang warung kopi sederhana yang resah dengan keberadaan pandemi yang tak kunjung selesai.

KLIK. SAMPIT – Yanti, seorang pedagang warung kopi warung sederhana di Pasar Blauran, Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menumpahkan curahan hatinya kepada jurnalis klikkalteng.id. Dia mengaku pembeli di pasar yang melegenda di Jalan Rahadi Usman itu kini sepi. Kondisi ini diperparah oleh pandemi yang tak kunjung usai.

“Selama pandemi Covid-19 yang mewabah lebih dari satu tahun ini membuat pendapatan kami sangat turun drastis,” ujar wanita berumur 52 tahun tersebut, dengan wajah lesu.

Lanjut wanita paruh baya tersebut, selama pandemi pelanggan jarang datang untuk minum kopi, atau sekadar menikmati seporsi mi instan.

“Kemungkinan mereka takut tertular virus Covid-19,” ucap Yanti.

Yanti, sudah membuka warung kopi tersebut puluhan tahun. Dulu di masa kejayaannya omset satu hari bisa mencapai Rp 1 juta. Kalau sekarang, ada pembeli datang saja dia sudah merasa bersyukur.

Yanti, mengaku rindu dengan suasana sebelum adanya pandemi menyerang. Dia ingin menyapa lebih dekat pelanggan setianya tanpa ada halangan dan batas adanya pandemi ini.

“Saya berharap semoga pandemi ini segera berlalu agar semuanya kembali normal. Sehingga pelanggan saya merasakan kopi dan menikmati seporsi mi instan di malam hari lagi,” tandas Yanti.

Yanti, hanya salah satu contoh pelaku usaha yang terdampak adanya pandemi. Di Pasar Blauran masih banyak pedagang dengan nasib yang sama bahkan kemungkinan dengan kisah yang lebih menyayat hati.

Pandemi yang terjadi saat ini sangat memukul bagi semua. Semoga ini cepat berlalu dan tatanan kehidupan dunia bisa kembali normal kembali. Aaminn. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami