Home News Metropolis Banjir di Kotim Kian Meluas Masih, Mulai Berdampak ke Perekonomian Masyarakat

Banjir di Kotim Kian Meluas Masih, Mulai Berdampak ke Perekonomian Masyarakat

  Sugianto   | Selasa , 27 Februari 2024
b7afc7e971521469216de1a8cde00ed0.jpg
Banjir di Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi.

KLIK.SAMPIT- Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur masih terjadi bahkan kian bertambah. Kini banjir telah meluas ke Kecamatan Parenggean, tepatnya di Desa Bajarau dan Desa Tehang, sejak Senib (26/2). 

Adapun debit air di wilayah tersebut mencapai ketinggian kisaran satu meter dari permukaan tanah.

"Desa Bejarau dan Tehang di Kecamatan Parenggean menjadi titik banjir terbaru di Kotim," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam, Selasa (27/2).

Adapun menurut data BPBD Kotim, Senin (26/2) ada 6 kecamatan dan 22 Desa yang terendam banjir sejak (19/2) hingga (26/2) yakni Kecamatan Cempaga Hulu, Kecamatan Cempaga, Kecamatan Tualan Hulu, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Mentaya Hulu dan Kecamatan Parenggean. 

Kendati demikian, menurut Multazam saat ini hanya tersisa 2 kecamatan yang masih terendam.

"Titik banjir yang masih menggenang hingga saat ini berada di Kecamatan Kota Besi yakni Desa Hanjalipan dan Kecamatan Parenggean, Desa Bejarau dan Tehang," terang Multazam.

Adapun 4 kecamatan yakni Kecamatan Cempaga Hulu, Kecamatan Cempaga, Kecamatan Mentaya Hulu, dan Kecamatan Tualan Hulu sebelumnya sudah surut.

"Sejumlah Desa yang berada di empat kecamatan itu sudah surut," bebernya.

Adapun sebelumnya Pemerintah Kabupaten Kotim sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak Sabtu (24/2) hingga (8/3) dan hingga saat ini, Selasa (27/2) masih belum diturunkan statusnya.

Multazam mengimbau warga tetap waspada terhadap kemungkinan debit air meningkat karena hujan masih mengguyur Kotim dan sekitarnya.

"Kami mengimbau warga tetap waspada terhadap kemungkinan debit air meningkat karena hujan masih mengguyur daerah Kotim dan sekitarnya. Kalau ada banjir laporkan ke kami. Mudah-mudahan musibah banjir ini cepat surut. Kasian warga kita sulit beraktivitas," harapnya. 

Sementara itu, musibah banjir yang melanda Kotim ibi telah berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar. Warga terdampak banjir tidak bisa beraktivitas karena debit air yang cukup tinggi.

"Banjir di tempat kami terjadi mulai tanggal 20/2 lalu. Hingga sekarang belum surut," ucap Arum Sari, warga Hanjalipan yang dihubungi, Selasa (27/2).

Menurut dia, akibat banjir yang terjadi dengan debit air yang cukup tinggi bahkan berkisar 180 centimeter dari permukaan tanah sangat berdampak pada aktivitas dan ekonomi warga disana.

"Di sini warga tidak bisa berbuat apa-apa dan juga tidak bisa aktivitas," tuturnya.

Lanjutnya, menurut dia warga di sana yang notabenenya hanya bekerja sebagai nelayan dan mengandalkan sumber mata pencaharian mereka dari sungai ini dengan adanya banjir ini. Para warga tidak ada yang bisa melakukan tangkapan ikan.

"Di sini itu rata-rata bekerja sebagai nelayan atau menangkap ikan. Nah kalau sudah banjir seperti ini. Kami tidak bisa lagi menangkap ikan. Kami bingung mencari pengahasilan," ujarnya.

Dia mengaku kalau di tempat mereka ketika memasuki musim hujan kerap kali terjadi banjir.

"Kalau sudah musim hujan seperti ini tempat kami pasti banjir, entah dari mana air ini," ungkapnya

Dia berharap musibah ini cepat berlalu dan pemerintah setempat juga dapat membantu mereka.

"Kami berharap mudahan musibah ini cepat berlalu, kepada pemerintah daerah tolong bantu kami. Kami warga disini sudah tidak bisa beraktivitas lagi akibat musibah banjir ini," harapnya. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami