Home DPRD Provinsi Kalteng Pola Tanam Food Estate di Pulang Pisau dan Pulang Pisau Jangan Dipaksakan

Pola Tanam Food Estate di Pulang Pisau dan Pulang Pisau Jangan Dipaksakan

  Redaksi   | Kamis , 14 Oktober 2021
f965c2fffbd6e14a1b8713628952e845.jpg
Sekretaris Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Sudarsono.

PALANGKA RAYA – Sekretaris Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Sudarsono, mengharapkan, pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap pola tanam padi di kawasan food estate di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.

Sudarsono berpendapat, pola tanam tiga kali dalam setahun yang sekarang ini dilakukan di kawasan food estate ini kurang memberi dampak baik. Sebagian petani di kawasan food estate ini sudah menyampaikan keluhan mereka dengan pola tanam tersebut kepada DPRD saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah tersebut belum lama ini

“Informasi dari petani, kalau pola tiga kali dalan satu tahun justru hasilnya tidak maksimal karena malah lebih banyak biaya operasional dan pupuk,” kata, Sudarsono, Kamis (14/10).

Wakil rakyat dari daerah pemilihan dua, yang meliputi Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan ini mengatakan, petani food estate justru lebih mengharapkan pola tanam dua kali dalam satu tahun karena dianggap lebih memberi keuntungan daripada pola tanam tiga kali.

“Petani sudah mencoba menaman tiga kali setahun lalau dibandingkan dengan yang dua kali setahun. Dari hasilnya,  justru yang dua kali setahun lebih banyak hasil atau keuntungan di banding tiga kali,” katanya.

Tidak maksimalnya pola tanam tiga kali dalam satu tahun ini dinilai karena masih belum maksimalnya sarana dan prasarana pendukung food estate, seperti drainase atau pengairan, jumlah alat pertanian dan juga pupuk.

Selain itu, tidak maksimalnya hasil pola tanam tiga kali ini juga karena berkaitan dengan masalah musim. Karena dengan pola tanam ini memaksa para petani melakukan penanaman saat musim panas, yang pada saat itu juga pengairan dan drainase kekurangan air.

“Karena kalau tiga kali tanam kurang bagus karena ada pergeseran waktu tanam. Sehingga terkadang saat petani menanam pas ketika saat memasuki musim panas dan di satu sisi saluran air belum terbangun dengan bagus,” katanya.

Oleh karena itu. Politisi Partai Golkar ini mengharapkan agar pemerintah provinsi bersama instansi terkait mengevaluasi atau menindaklanjuti apa yang disampaikan petani kepada para wakil rakyat ini.

“Saran saya lebih baik dua kali tanam dalam setahun kalau justru lebih menguntungkan.  Artinya lebih hemat biaya dan hemat tenaga dan tapi hasil bisa sama bahkan lebih menguntungkan,” bebernya. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami