Home News Metropolis Tolong Dong! Pedagang Kerajinan Tangan di Sampit Terancam Gulung Tikar karena Sepi Peminat

Tolong Dong! Pedagang Kerajinan Tangan di Sampit Terancam Gulung Tikar karena Sepi Peminat

  Sugianto   | Kamis , 28 Maret 2024
a779eb968932d9e5fdab2066ab185888.jpg
Seorang pedagan Sarwani saat memperlihatkan dagangan kerajinan tangan di Komplek Pasar Berdikari Sampit.

KLIK.SAMPIT- Sebagian besar pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kotawaringin Timur terutama yang berjualan kerajinan tangan dan cendera mata sepi peminat. Akibatnya berdampak pada menurunnya omset yang mereka miliki, hingga terancam gulung tikar alias bangkrut. 

Mereka berharap pemerintah melalui dinas terkait dapat memberi solusi terhadap persoalan ini.

Salah satu pelaku usaha kerajinan tangan di Komplek Pasar Berdikari Sampit Sarwani mengaku, ia bersama pedagang yang lain sekarang ini cukup kesulitan untuk memasarkan barang dagangan mereka. Bahkan kondisi ini sudah mereka alami sejak tahun 2018 lalu.

"Kondisi sepi pembeli ini sudah berlangsung sejak 2018 lalu, hanya sedikit pembeli yang berkunjung ke toko kami. Bahkan untuk saat ini, meraup untung Rp100 ribu dalam sehari itu sudah sangat susah," keluh Sarwani mewakili teman yang lain seprofesi, Kamis (28/3).

Akibat kondisi ini menurutnya, membuat sebagian pelaku UMKM kerajinan tangan khususnya yang berada di Komplek Pasar Berdikari terancam gulung tikar.

"Untuk toko yang berada di dalam sudah ada yang gulung tikar karena tidak mampu lagi membayar sewa toko," ujarnya.

Adapun beberapa barang dagangan yang dijual sepeti kerupuk amplang, minyak urut tradisional, kayu bajakah, berbagai jenis batu akik, manik, tasbih, tas, dan perlengkapan tradisional khas Kalimantan Tengah lainnya.

Ia mengakui, dari sejumlah produk yang mereka jual sekarang ini yang bisa bertahan hanya lewat penjualan minyak urut tradisional dan Kayu bajakah, kalau untuk barang lainnya sudah sangat susah untuk dijual. 

"Kalu sekarang ini musim arus mudik, para penumpang kapal sering mencari minyak urut dan kayu bajakah untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh," tambahnya.

Mereka sebagai pelaku UMKM yang berada di Kawasan pasar berdikari ini berharap ada dukungan nyata dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui dinas terkaitnya untuk bisa mencarikan solusi atas kondisi sepi pembeli tersebut.

Dirinya menilai saat ini dukungan dari pemerintah masih sangat kurang, belum ada solusi atau pembekalan yang diberikan pemerintah kepada para pedagang. Misalnya seperti saat ini, pihaknya merasa kebingungan tiba-tiba sepi pembeli terhadap barang dagangannya. Dan akhirnya, para pedagang kebingungan untuk menjual barang dagangannya.

"Kami berharap ada langkah nyata dari Pemkab Kotim untuk memberikan solusi dan bimbingan kepada para pedagang. Kalau untuk berhenti dari profesi ini itu tidak mungkin. Kami hanya ingin berjualan, sebab hanya dari usaha ini kami bekerja dan dari mencari makan," pungkas Sarwani. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami