Home News Metropolis Calon Dokter Muda dari Kotim Diduga Jadi Korban Pembunuhan

Calon Dokter Muda dari Kotim Diduga Jadi Korban Pembunuhan

  Muhamad Oktavianto   | Sabtu , 23 Desember 2023
e6e4b20787d787a578f5adadfb70b7fa.jpg
RA, salah seorang saksi kunci RA (mengenakan jaket abu-abu) dari Surabaya dijemput polisi di Bandara H Asan, Sampit, Kotawaringin Timur, Sabtu (23/12).

KLIK.SAMPIT - Winda Cristina Djayanti Pakpahan (21), salah seorang mahasiswi kedokteran dari Kabupaten Kotawaringin Timur, meninggal dunia secara misterius. Mahasiswi yang seharusnya sebentar lagi menjadi dokter ini diduga dibunuh. 

Putri dari Erwin Open Pakpahan (53) ini merupakan warga komplek Perumahan Arjuno 14, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang.

Erwin (53) menjelaskan, sehari sebelum meninggal dunia tepatnya Rabu (16/8) lalu anak sulungnya itu dijemput teman laki - laki. Namun saat pulang Winda dalam kondisi lemas dan muntah-muntah. 

" Saya tanya dia jawab habis minum wine (anggur) sampai keesokannya kondisinya belum normal di situ saya curiga sama istri. Lalu kami bawa ke RSUD dr Murjani," terangnya.

Sesampainya di rumah sakit kondisi Winda semakin mengkhawatirkan. Hingga hingga akhirnya rumah sakit menyatakan meninggal dunia.

"Di situ dokter bilang meninggalnya tidak wajar harus dilakukan autopsi yang diduga kuat disebabkan dari minuman tersebut. Kami pun melapor ke Polres Kotim. Setelah dimintai keterangan polisi meminta izin kepada kami untuk dilakukan autopsi dan kami setuju," tutur Erwin.

Seraya polisi menyelidiki Erwin dibantu oleh keponakannya menelusuri sendiri apa yang terjadi malam itu kepada teman dekat korban termasuk laki-laki yang mengajak Winda keluar. Dan terungkap korban ternyata tidak meminum anggur melainkan oplosan.

"Sepertinya oplosan tapi botolnya berbeda dari dari botol alkohol pada umumnya. Karena cairan tersebut berwarna kuning dan terisi di botol jenis obatan seperti infus," paparnya kembali.

Saat kejadian itu, Winda dan teman laki-lakinya I itu sedang libur kuliah dan pulang ke Sampit. Pihak keluarga mengizinkan keduanya pergi karena sudah percaya dengan temannya tersebut. 

"Dari informasi yang kami terima Winda diajak ke kediaman R di Jalan Jaya Wijaya Kelurahan Sawahan. Di sanalah Winda meminum cairan itu," kata Erwin.

Erwin beserta keluarga merasa sangat terpukul atas meninggalnya Winda. terlebih Winda dalam waktu dekat akan menggelar wisuda S1-nya sebagai dokter muda.

"Kami menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini sehingga terungkap siapa dalang dibalik semua ini," pungkasnya

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kotawaringin Timur AKP Besrom Purba beserta tim tiba di Bandara H Asan Sampit, Sabtu (23/12) dengan membawa saksi kunci teman Winda. 

Kapolres Kotim AKBP Sarpani yang pada saat itu juga hadir mengatakan, bahwa ada dua orang saksi yang mereka jemput di Surabaya salah satunya merupakan teman Winda berinisial RA dan AS. 

"Hari ini kami membawa saksi kasus meninggalnya salah satu mahasiswi atas nama Winda yang sudah terjadi beberapa bulan yang lalu. Saksi ini salah satunya berinisial RA dan AS," kata Sarpani, saat diwawancarai awak media.

Satreskrim Polres Kotim pun mendalami kasus ini dengan melakukan gelar perkara untuk membuat terang tindak pidana ini.

KLIK-RE

"Sebenarnya saksi ada banyak. Tapi dua orang ini adalah saksi kunci yang bisa membuat terang. RA ini asal Sampit yang tidak lain adalah teman sekolah korban. Yang jelas hari ini juga kita akan paparkan setelah gelar perkara," pungkasnya.

Orang nomor satu di Kepolisian Kotim ini mengatakan mereka akan sesegera mungkin memaparkan hasil dari gelar perkara kasus meninggalnya calon dokter muda tersebut. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami