Home Pemerintah Kotawaringin Timur Konflik di Areal Perusahaan Perkebunan di Kotim Masih Rawan Terjadi

Konflik di Areal Perusahaan Perkebunan di Kotim Masih Rawan Terjadi

  Sugianto   | Rabu , 10 Januari 2024
894cb4705f0449f87999d9436e9ed97b.jpg
Bupati Kotim Halikinnor saat diwawancara awak media belum lama ini.

KLIK.SAMPIT- Konflik di areal perusahaan perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Timur dan sekitarnya masih rawan terjadi. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga daerah agar situasi tetap kondusif. 

Pasalnya, konflik perkebunan besar swasta (PBS) dengan masyarakat sekitar masih terus terjadi. Bahkan, penjarahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit masih ditemukan dalam waktu belakangan ini. 

"Kami akan melakukan rapat untuk menyelesaikan masalah ini hingga realisasi kewajiban perusahaan dipenuhi. Jadi tidak ada lagi masalah serupa," ujar Bupati Kotim Halikinnor, belum lama ini.

Halikin mengakui jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi perpecahan seperti demo dan aksi masa.

Sehingga perlu adanya keseimbangan antara masyarakat dan perusahaan. Menurutnya kedua hal itu harus selalu berdampingan agar tercipta situasi yang aman dan damai. 

"Selama masalah ini tidak dibereskan, maka akan selalu bermunculan. Jadi kita harus upayakan penyelesaian masalahnya," tegasnya.

Selain itu, Halikin menambahkan, permasalahan konflik ini perlu ditanggapi dengan serius. Mengingat hal itu berkaitan langsung dengan kelancaran investasi di Bumi Habaring Hurung. Tentunya, hal tersebut berdampak langsung pada perekonomian daerah. 

"Saya tidak ingin wilayah kita yang sudah aman ini menjadi tidak kondusif bagi investasi. Karena itu menyangkut perekonomian daerah kita," imbuhnya.

Haliki juga mengakui hal ini sekarang tengah menjadi pekerjaan rumah. Rencananya, Pemkab Kotim bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) akan menggelar rapat bersama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) demi menemukan titik terang terkait penyelesaian konflik tersebut. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami